Menggugah Selera Lewat Foto

Memotret makanan sudah menjadi salah satu bidang profesi tersendiri bagi fotografer. Saat ini, menurut saya semua orang mencoba menjadi fotografer makanan. Cobalah liat di beberapa media sosial, hampir pasti ada foto makanan yang diunggah. Walau tidak semua restoran menginjinkan makanannya di foto.

Photo by Ricky Rhodes

Fotografi makanan sendiri memainkan peranan besar di berbagai bisnis. Sebelumnya hanya terbatas pada industri makanan, seperti restoran, pasar, atau toko makanan khusus. Namun, saat ini sudah mencakup dalam publikasi komersial atau iklan. Intinya tidak peduli Anda termasuk dalam bidang fotografi apa, namun sangat menguntungkan jika memiliki ketrampilan memotret makanan. Berikut ada beberapa tip untuk melakukan pemotretan  makanan :

Pencahayaan

Pencahayaan adalah segalanya, bisa secara alami atau dengan penggunaan flash. Bila dimungkinkan memotret dengan cahaya alami, ada baiknya mencari ruang terang tetapi hindari sinar matahari langsung karena justru akan membuat bayangan kasar pada subyek (makanan). Jika matahari tepat di atas, coba redakan dengan sebuah tirai tipis atau selembar kertas yang ditempelkan pada jendela. Memanipulasi cahaya juga dapat dilakukan denagn papan busa putih atau hitam. Bermain-mainlah dengan elemen ini hingga Anda menemukan keseimbangan terang-gelap. Karena cahaya alami juga bisa menjadi indah untuk foto makanan.

Sementara jika tidak memungkinkan maka Anda harus menggunakan cahaya tambahan berupa flash. Namun, jangan arahkan langsung flash Anda pada subyek tapi cobalah memantulkan flash atau dengan penggunaan kartu bouncing. Fotografer makanan profesional Ricky Rhodes dan  Michelle Furbacher, menyarankan fotografer untuk menggunakan kartu ini, karena dapat membawa detail ke bayangan gelap, yang akhirnya akan menambahkan warna lebih elegan dan tekstur lembut untuk foto makanan Anda.  

Utamakan titik fokus

Titik fokus dari setiap foto makanan adalah makanan itu sendiri. Hiasan atau garnis hanya membantu agar makanan bercerita, tetapi mereka tidak boleh mengalihkan perhatian dari fokus utama. Cobalah fokus dekat tepi depan makanan, karena hal ini tentu akan menarik penampil dalam keseluruhan frame . Atau Anda juga bisa memotret dengan aperture lebar untuk memberikan depth of field atau kedalaman sehingga seperti mengisolasi makanan yang menjadi fokus utama dalam frame foto Anda .

Memotretlah dari atas jika ragu

Banyak fotografer justru terperangkap memotret makanan dari sudut yang membuat piring seperti terlihat meluncur jatuh - subyek makanan di tempatkan pada sudut kiri atas misalnya. Memotret tepat di atas subyek tidak hanya menghilangkan kemungkinan itu, tetapi juga memberi lebih banyak fleksibilitas untuk menambahkan alat peraga pada frame foto Anda.  

Tapi secara umum, jangan membatasi diri untuk satu sudut. Berpikirlah dari tiga sudut dasar untuk memotret makanan : dari atas, dari samping, dan dari sudut. Kebanyakan makanan akan bagus kalau di foto dari salah satu sudut, karena biasanya memang sudah disiapkan untuk dilihat seperti itu. Contoh hidangan macam salad, sup dan pizza akan tampak hebat jika di foto dari atas karena “mereka” datar. Sedangkan hidangan tinggi macam sandwich, es krim dan minuman, penampilan terbaik dari samping karena Anda ingin menonjolkan ketinggian dan lapisannya.

Berikan pemanis pada makanan

Alat peraga yang tepat dapat membantu pemotretan, hanya saja waspada karena nanti justru foto nya tidak bercerita. Seperti semangkuk mie goreng yang ditambahkan alat peraga sebuah sendok bukan sumpit atau garpu. Atau cobalah memilih satu warna menonjol dari piring, seperti irisan stroberi dalam strawberry pie. Bisa juga kertas menu hidangan di samping piring, irisan jeruk , talenan kayu , atau secangkir kopi.

Tulisan di atas dimuat di halaman fotografi Koran Tempo Minggu Edisi 10 November 2013


TOMMY SATRIA

Posting Komentar

0 Komentar