Editorial Stok Foto (Tulisan akhir)

Tulisan ini adalah lanjutan dari sebelumnya yang membahas masalah editorial stok foto. Kemarin saya telah membahas soal mitos dari stok foto, soal pentingnya keterangan foto dan soal petunjuk atau guidelines untuk stok foto. Sekarang saya berkutat pada persoalan teknis semata. 


Agency atau berdiri sendiri 



Mari kita asumsikan Anda secara teknis telah kompeten untuk menggunakan kamera Anda dan Mari kita asumsikan Anda dapat membaca dan bersedia untuk mengikuti petunjuk dari penerbit. Jadi kemudian, apakah Anda sudah berpikir untuk menawarkan gabar Anda sebagai stok foto ? Sebenarnya ada dua pilihan utama untuk bermain dalam stok foto ini. Pertama, Anda menjual/lisensi langsung ke penerbit atau kedua, bergabung dengan Agency


Kedua pilihan ini memang memiliki kelemahan dan kekuatan. Jadi, mari kita bahas keduanya.


Menjual/lisensi langsung ke penerbit.


Kekuatan

  1. Anda dapat menyimpan 100% dari harga yang ditawarkan atau fee lisensi tersebut.
  2. Dari waktu ke waktu Anda akan mengembangkan hubungan bisnis dengan penerbit yang memungkinkan Anda untuk menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan spesifik mereka.
  3. Dari waktu ke waktu Anda cenderung meminta daftar dari penerbit tentang jenis gambar yang Anda buat.
  4. Dari waktu ke waktu Anda cenderung menjadi vendor pilihan untuk beberapa penerbit, ini artinya mereka akan memilih Anda pertama kali jika membutuhkan gambar.
Kelemahan
  1. Anda perlu melakukan pemasaran sendirian.
  2. Anda perlu lakukan sendiri negosiasi dengan penerbit seperti masalah biaya dan lain-lain.
  3. Anda perlu mendirikan sebuah situs web di mana penerbit dapat menemukan gambar Anda (dan mungkin akan men-download versi resolusi tinggi).
  4. Anda perlu untuk mendirikan sebuah sistem untuk melacak penggunaan gambar Anda dan setelah penggunaan. Hal ini cukup penting karena ketika Anda bekerja sama dengan penerbit buku di mana gambar yang sama sangat sering digunakan lebih dari beberapa edisi.
Pilihan kedua adalah bergabung dengan Agency

Kekuatan
  1. Agency akan mengurus semua pemasaran dan penjualan hingga lisensi.
  2. Gambar Anda akan mencapai jumlah yang jauh lebih besar pada klien potensial dibandingkan jika melakukan hal itu sendiri.
  3. Anda hanya berkonsentrasi pada pengambilan gambar, membangun arsip foto daripada mengurus pemasaran.
  4. Agency memiliki koneksi untuk mengambil gambar yang sulit Anda dapat jika menjadi fotografer individu.
Kelemahan
  1. Agency akan mengambil potongan penjualan, biasanya 50 % dan sisanya Anda.
  2. Anda memiliki sedikit kontrol atas bagaimana gambar yang digunakan.
  3. Tergantung pada Agency untuk mengolah hubungan dengan penerbit dan Anda tidak ada koneksi secara langsung.
  4. Agen-agen sangat sedikit memberi bimbingan pada gambar Anda, soal apa yang diperlukan. Ketika Anda bekerja secara langsung dengan penerbit Anda akan mendapatkan umpan balik dari penerbit mengenai apa yang mereka butuhkan, apa yang menjadi kesulitan, dll.
Hal tersebut di atas diserahkan semuanya pada Anda untuk memilih.

Jika Anda berniat untuk bergabung dengan Agency silahkan lihat pada halaman website ini. Sedangkan jika anda ingin mencari penerbit untuk penggunaan jenis gambar anda, maka di jaman digitalisasi ini internet dan perpustakaan menjadi pilihan utama.

Istilah dalam Stok Fotografi

Licensing types – There are two main licensing types. Royalty Free (RF) and Rights Managed (RM).

RF – typically – mean that the client pay you once for the photo but get to use it for eternity for whatever they want (aside from re-selling it typically) without you getting any further payment.

RM – means that you license for each usage individually and get paid for each usage individually. Typically RF sell at a higher initial price, say $350 for a high-res file. My own personal preference is RM and on average my images license for $200/usage.

Micro agencies – Agencies like iStock Shutterstock, Dreamstimes etc that license images very cheaply and rely on high sales volumes rather than high sales values. 

Tearsheet – Pretty much what it sounds like, a sheet torn out of a magazine, book etc. Typically this is used to show others that your images have been published, but also as a memento for yourself. Don’t ask the publisher for a tearsheet. If you need one, buy a copy of the book/magazine etc.

Comp copy – Complimentary copy of magazine, book etc where your images are published. Again, don’t ask the publisher for one, just buy one. Publishers typically frown upon photographers that are “high maintenance” and part of this is to ask for comp copies, tearsheets, call constantly, etc. Look at it like when you have just purchased a new car. Would you want the car dealership to call you one week later to try to sell you another car?

One-time usage – berarti penerbit diperbolehkan untuk menggunakan gambar Anda sekali, untuk penggunaan tertentu.

Print-run – berapa banyak salinan dari buku, majalah dll yang akan dicetak.

Chapter Opener – ketika gambar digunakan sebagai pembuka bab. Ini biasanya bernilai 25% lebih dibandingkan dengan apa yang akan membuat gambar untuk penggunaan sama. Jika gambar Anda dalam sebuah buku tertentu akan berlisensi untuk $200, gambar yang sama yang digunakan sebagai sebuah bab pembuka akan membawa pada harga $250.

Inside usage – gambar digunakan pada bagian dari sebuah buku atau majalah, sebagai lawan untuk di sampul.

Stok fotografi mungkin tampat terlihat rumit, terutama mempertimbangkan banyak informasi yang terkadang salah dan tidak jelas. Berhati-hatilah dalam mempersiapkan gambar Anda dan pastikan Anda menambahkan keterangan dalam foto dan informasi hak cipta yang dimasukkan ke dalam file digital. Jika Anda berpikir bahwa dalam industri stok fotografi Anda akan cepat mendapatkan dollar, Anda salah. Ini adalah persoalan waktu dan permainan angka. Semakin banyak gambar Anda miliki di luar sana, semakin banyak gambar yang bisa dipasarkan. Dibutuhkan waktu dan kesabaran.



thomazfoto | photo.net | 







Posting Komentar

0 Komentar